Senin, 26 Desember 2011

My Diary (Part 3)

Hari ini, hari keduanya menjalani MOS.. Mungkin hari-hari kemaren bisa di anggap enteng sama Icha, toh kemaren tuh dia lagi fine-fine ajaa, kecuali sama Dhika.. Sang Ketua OSIS.. Setelah Icha tau kalo seandainya orang yang kemaren nabrak dia di kantin adalah Ketua OSIS, ia seakan lebih was-was saat menginjakan kakinya di sekolah.. Wahh, Icha jadii kaya buronaaan ..!

Hari ini, Icha tampil agak-agak aneh gimana gituu.. Soalnya hari ini jadwal dia di kepang sesuai tanggal lahir.. Nah, masalahnya tanggal lahir dia tuh 14, jadi banyak banget dah tuhh kepangan dirambutnya.. Jadi kayaa, nggg.. Medusa di film Percy Jackson.. Iiihh, sereeeem ..!

Pagi ini, terlihat masih banyak air tergenang di sepanjang jalan.. Bukan karena embun, melainkan karena hujan yang semalam turun dengan amat lebat -kan gak mungkin gara-gara embun sampe becek kaya gini- Namun demikian, kegiatan MOS tetap berjalan. Sama kaya hari-hari biasa, sebelum dimulai kegiatan MOS nya, setiap kelompok bakalan di siapin dulu sama para pembinanya masing-masing.

"Kelompok Raff..." belum sempat selesai bicara, Jordan yang tidak lain adalah sobat karibnya si Dhika berhenti bicara gara-gara si Dhika nutup mulut Jordan pake tangan kirinya. Jordan itu temen sebangkunya si Dhika dari kelas 4 SD. Mereka kemana-mana berduaaaan teruss.. Udah kaya lem sama kertas, kaya sendok sama garpu, kaya tanah sama batu, kaya monyet sama kebun binatangnya.. #peace

"Buat sementara, kelompok ini gua yang pegang." bisiknya di telinga Jordan. Jordan pun langsung mengerti dan segera mengganti posisi dengan Dhika.

Dhika pun mulai menyiapkan kelompoknya, kelompok Rafflesia. Yupp, bener banget.. Kelompok Rafflesia tuh kelompoknya Icha. Dhika nyiapin kelompoknya sambil masang tampang sinis pula, si Jordan sampe cuma cecengiran doang.. Apalagi sii Lala, dia sampe nahan ketawa ngeliat muka si Icha yang grogi setengah idup itu.. Haduhh, kasian Ichaa.. Mukanya sampe pucat pasi..

"Eheemm.." terdengar suara decakkan dari seorang laki-laki yang tepat berada di belakang Icha. Icha pun langsung tersentak dan dengan perlahan menoleh kebelakang. Meskipun dia sedikit merasa takut dan curiga, tetapi dia tetap mempertahankan tampang sinisnya kepada cowo itu (Icha gengsiiii..!)

Icha hanya menoleh kebelakang, kemudian langsung menghadap kedepan lagi. Icha tidak terlalu menghiraukan orang yang ada dibelakangnya itu, padahal ia masih sedikit terasa terganggu ..

"Ehh, Sobb.. Kayanya gua pernah ngeliat nih cewe kemaren di kantin.." Teriaknya ke Jordan, ucapan tersebut terdengar amat jelas sebagai sindiran, bukan hanya terdengar amat jelas, ucapan tersebut juga tertuju sangat jelas karena Dhika berteriak sambil menunjuk ke arah Icha. Astagaaa.. Maunya apa sih tuh anak..?

"Ini kan anak yang kemaren nabrak gue, terus ngomel-ngomel sendiri.." Cibirnya kepada Icha. Jordan tergelak untuk tertawa terbahak-bahak melihat perlakuan sobatnya kepada anak baru itu.

Semua peserta MOS di kelompok Rafflesia itu pun langsung serempakan menoleh ke arah Icha.. Icha hanya terdiam tanpa kata. Seakan terdapat ribuan kata yang berdesakan untuk keluar dari tenggorokannya. Betapa marahnya dia, kalo seandainya ini bukan hari MOS dia, pasti dia udah teriak ngajakin ribut si Dhika. Sungguh, reputasi Dhika dimata Icha sangatlah buruk. Gak ada kata kenalan, Gak ada kata baikan Dia udah bikin tekad di dalam hatinya di detik itu juga "Gue bakalan bikin lo nyesel gara-gara udah bikin gue malu disini.. Inget itu..!".


Sekarang matahari udah tepat berada di atas kepala, tapii sama kaya kemaren, mataharinya masih kehalangan sama beberapa gumpalan awan. Cuacanya keliatan mendukung banget yahh..

Sekolah, bisa di bilang sekolah itu rumah kedua bagi para siswa. Karena setengah hari yang mereka punya telah di habiskan di sekolah. Bukan hanya rumah kedua bagi para siswa, sekolah juga biasanya di gunakan sebagai ajang mencari jodoh.. Entah oleh para guru, para siswa, dan para penghuni lainnya. Itu lah sekolah.. Dan sekarang, kita bakalan balik nyeritain si Icha lagi. Lokasi yang pertama kita ambil ituuu... Hmmm, kantin ajaa dehh..

"Mas, es jeruknya dua yahh.." Ucap Lala pada seorang pedagang minuman.

"Ini neng, mau di anterin apa eneng bawa sendiri?"

"Bawa sendiri aja deh mas.. Nih duitnya.." Jawab Lala sambil menyodorkan sejumlah uang dan kemudian langsung bergegas meninggalkan tempat semulanya.

"Ehh Cha, jangan bengong ajaa dong.." Ujar Lala sambil menaruh kedua gelas minumannya di meja.

"Aku masih kepikiran sama sii Ketua OSIS songong ntuh La.. Bisa-bisanya dia malu-maluin aku kaya tadi.. Dasar kurang ajar tuh orang.. Liat ajaah, aku kutuk tau rasa dia..!" Tutur Icha, dia terus berbicara kepada Lala, padahal Lala sudah memberikan isyarat tatapan mata kepada Icha bahwa ada orang di belakang Icha. Akan tetapi, dia tetap saja nyerocos kaya bebek. Dan bahkan , dia beranggapan bahwa tatapan Lala itu berupa tatapan untuk mengungkapkan kata "setuju".

"Ketua OSIS songong? Maksudnya gue ?!" Ucap Dhika.. Dengan kaget, Icha pun langsung menoleh kebelakang. Sempat  terlihat dari raut wajah Icha, bahwa dia amat sangat terkagetkan oleh sentakan dari Dhika.

"Iyaa lahh, siapa lagi. Dari sejarah sekolah yang gue baca, OSIS yang songong tuh cuma elo..! Jadi, yahh siapa lagi kalo bukan Lo..!" Icha pun tidak mau kalah dengan nada suara Dhika. Suara Icha seakan memancing beberapa sorot mata untuk memadangi mereka.

"Anak baru aja udah belagu, maunya apa sih Lo ?!" Tanya Dhika dengan tatapan penuh amarah..

"Yang gue mau gak ada urusannya sama Lo. Gua disini bayar juga kok, sama kaya yang laen. Jadi Lo gak ada hak buat ngelarang gue ngomong apapun..!"

Sesaat, suasana menjadi hening. Dhika dan Icha saling tatap menatap. Terpancar aura kemarahan dari kedua belah pihak. Hal ini tentu akan menjadi the hot news di sekolah.. Apalagi pelakonnya Ketua OSIS sama anak bimbingan pindahan.. Wah wah wahh..

"Udah lahh sob, dia tuh masih belom tau apa-apa. Biarin ajah, dia gak bakalan berani ngapa-ngapain." Ucap Jordan untuk melerai keduanya. Akan tetapi, ternyata kata-katanya memancing Lala untuk ikut turun tangan.

"Maksudnya apan tuh? Harusnya Ketua OSIS ngasih contoh yang baik dong ke murid yang laen. Bukannya ngajak ribut cewe di kantin kaya begini." Ucap Lala dengan amarah yang lepas.

Sesaat kemudian, Pak Satpam  yang sering dipanggil sebagai Pak Joko pun meniupkan peluit nyaringnya.

"Ehh, kalian ini. Sudah-sudah.. Jangan berantem disini.. Kalian pikir sekarang zaman kata-kataan..? Sekarang itu udah zamannya pukul-pukulan.. Jadi oceh-ocehan kaya gini tuh sudah tidak zaman."
Ucapan Pak Joko mengundang beberapa sorot mata murid untuk tertuju padanya. Zaman pukul-pukulan..? Waduhh ajaran sesatnya mulai lagi dehh..

Akhirnya, setelah berhasil dilerai oleh Pak Joko, para siswa pun mulai bergantian pergi dari tempat semula. Bahkan Jordan dan Dhika pun juga ikut meninggalkan kantin. Yah, hampir semua kecuali Icha dan Lala. Mereka berdua masih duduk termenung disana. Terlihat banyak sekali amarah yang bersusun-susun tinggi di atas kepalanya Icha, sehingga Lala pun tidak berani mengajak Icha bicara.
Kejadian hari ini sangat membuat Icha marah besar kepada Dhika. Dan bahkan, dia pun serasa ingin memukul-mukul wajah Dhika menggunakan sarung tinju. Dari hari pertama mereka bertemu, mereka memang selalu bertengkar.. Namun bagaimana jika sewaktu-waktu mereka harus berpisah ..?

Bersambung yaahh .... :D




♥ Cen_Poohpy ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar