Kamis, 12 April 2012

My Diary (Part 7)

Mentari yang semula terhalangi oleh gumpalan awan kelabu, kini telah memancarkan sinarnya kembali. Namun semua seakan terbalik dengan Icha. Mentari yang semula dengan semangat memancarkan sinarnya kini terpaksa bersembunyi dibalik awan mendung yang sangat tebal. Dhika.. Dia lah sumber dari segala awan mendung yang kini menemani Icha melewati hari terakhir MOS nya.. Sungguh, difikiran Icha, Dhika-lah orang yang amat dibencinya. Seperti ada dendam tersendiri yang selalu mengikutinya disaat Icha bertatap muka dengan Dhika. Semua hari-harinya kini selalu diberi sarapan "berantem dengan Dhika", sarapan terburuk yang harus selalu Icha santap setelah pindah ke sekolah barunya.

Lala yang melihat Icha berjalan dari kejauhan kini mulai merasa bingung karena melihat wajah Icha yang sangat kucel itu. Yahh meskipun Lala selalu melihat wajah Icha seperti itu, namun nampaknya wajah Icha yang kali ini berbeda dari biasanya .. Lala pun terbengong-bengong saat melihat kelakuan Icha yang secara tiba-tiba ngomel di depan wajahnya ..

"Gila tuh orang, dia pikir dia siapa ? emangnya ini sekolah punya bapak moyangnya apa ? Kaga nyadar diri banget sih ? Ihhh, amiit amiit dahh .." Sembur Icha kepada Lala. Lala yang sedang asyik menikmati acara bengongnya pun sekarang tambah heran karena Icha langsung menarik tangannya tanpa membiarkan sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

"Ayoo cepetan .." Ucap Icha dengan posisi tangan menarik tangan Lala.

"Kita mau kemana sihh ?" Tanya Lala dengan nada suara kesal.

"Aku mau ngajak kamu ke gimnasium. Mumpung belom bel masuk.. Lagian kan jam segini gimnasium sepi" Ucap Icha.

"Udah tau sepi, malah ngajak kesono.. Gimana sihh..?" Protes Lala

"Jehh, protes aja nih daritadi.. Tinggal jalan aja kok susah.."

"Tapi kan bentaran lagiimmmfffff"

"Jangan berisik!" Gumam Icha pada Lala sambil menutup mulut Lala menggunakan salah satu tangannya. Lala pun kembali berlari mengikuti tarikan tangan Icha tanpa berbicara (ya iya lahh, orang mulutnya aja ditutup begitu). "Ternyata cara begini manjur juga yaa.." Ucap Icha pelan. Menyadari hal tersebut, Lala pun langsung melotot kearah Icha dan disusul dengan cengiran Icha yang mirip kaya kuda..

Sesampainya didepan gimnasium, Icha dan Lala tidak dapat masuk dikarenakan pintu gimnasium yang terkunci. Icha pun langsung mendengus kesal, akan tetapi, tetep aja gak bisa ngalahin tampang kesel plus capeknya si Lala. Karena kelelahan, mereka berdua duduk dipojok bangunan gimnasium tersebut.

"Tuh kan, cha.. Apa aku bilang? Firasat aku tuh udah kaga enak dari pertama kamu ngajak aku ke sini.. Lagian kan kalo lagi jam-jam sekolah gini, gimnasium kagak ada acara apa-apa.. Otomatis pintunya dikunci dong.." Protes Lala panjang kali lebar.. Di kali tinggi malah ..

"Jehh, aku kan kaga tau kalo dikunci kaya begini.. Lagian, dari pertama aku masuk kan aku belom pernah kesini.. Seumur-umur, belom pernah aku masuk ke gimnasium sekolah.."

"Trus kalo kamu udah masuk, kamu mau ngapain? Kan udah aku bilang, didalem itu kaga ada apa-apa.."

"Aku kan mau nunjukin kamu sesuatu.." Ucap Icha dengan nada sedikit manja.

"Ihh, kan kaga mes..."

"Ehh, La.. Liat dah tuhh, jendelanya kebuka nohh .." Kata Icha sambil menunjuk-nunjuk ke arah jendela (lebih mirip ventilasi sihh sebenernya) yang terbuka. Sesaat kemudian, ia menutup mulut karena ia lupa bahwa ia sudah memotong pembicaraan Lala (lagi). Secara perlahan, dia pun menoleh ke arah Lala. Icha takut Lala marah padanya.. Akan tetapi...

"Hmmm.. Yaudahdehh, kita masuk lewat situ ajaa.." Kata Lala sambil bangkit berdiri.

"Hahh..??! Serius nih, La..? Kamu mau naik ke situ???" Tanya Icha dengan raut wajah kaget sekaligus senang.

"Kagaa.. Bohongan tadi.." Jawab Lala yang kesal sambil berjalan menuju ventilasi atau jendela atau apa lah itu pokoknya ..

"Iiiiihh, Maaciih Lalaaa ..!" Teriak Icha sambil menyusul Lala yang sedang melepas sepatu kets-nya.

Mereka pun memulai aksi memanjatnya. Awalnya sih Lala mau coba duluan. Tapi, berhubung dia kaga bisa (dan kaga pernah bisa) manjat, jadi si Icha duluan deh yang manjat.. Yahh maklum lahh, anak tarzan gituu..
Sebelum Icha memanjat tembok gimnasium, dia sempat menunjuk ventilasi tersebut menggunakan dagunya.. Yahh, maksudnya si Icha itu, si Lala mesti merhatiin gimana caranya Icha manjat.. Dengan menahan tawa dan geli, Lala pun mengangguk. Kemudiaannn...

Gubraaaakk..!! Auuuuuu ...!!!

Si Icha terpeleset dari tembok tersebut dan dengan sempurna mendarat di ubin yang dingin karena masuk angin.. ehh, salah dehh.. Gara-gara kena udara pagi maksudnya. Kontan Lala pun tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan temannya itu..

"Iiihh, kamu kok malah ngetawain sihh?? Bantuin napaa ?" Gerutu Icha pada Lala. Lala pun langsung menghampiri Icha (sambil ketawa) dan membantu Icha untuk bangkit berdiri lagi.

"Nihh yah, cha.. Percuma kamu mau manjat berkali-kali juga.. Orang temboknya aja licin begituu.. Nohh, ambil bangku ajaa, biar cepet naiknya.." Ucap Lala sambil nunjuk kursi yang ada di deket pintu masuk gimnasium.. Dan enggak lupa juga, Lala nunjuk bangkunya sambil... Ketawaa ..!

"Jehh, iya dahh.."

Setelah menunggu beberapa menit, mereka pun akhirnya sampai di lorong gimnasium. Anehh, lampu hias gimnasium itu menyala. Biasanya kan lampunya mati. "Ahh, bodo ahh.. Paling juga petugasnya lupa matiin tuh lampu" Ujar Icha dalam hati, begitu pula Lala, dia keliatannya sama sekali enggak menggubris masalah lampu itu. Merekapun melanjutkan perjalanan mereka menuju panggung gimnasium tanpa berkata apapun. Akan tetapiii ..

"WHAT!!" Teriak Icha dari pintu sudut menuju panggung gimnasium. Dia amat sangat terkejut saat melihat ada orang disana. Dan yang lebih membuatnya terkejut, dia melihat sesosok Dhika yang sedang bertengkar dengan sesosok lain yang tidak dikenalnya. Dari seragamnya saja sudah terlihat jelas bahwa sosok lain itu bukanlah pelajar sekolah ini, melainkan sekolah lain.. Namun, Icha tidak mengetahui asal seragam itu karena Icha kan masih baru di kota Tangerang ini.

"Sssst, jangan berisik cha.. Entar malah ketauan.." Ujar Lala sambil menundukkan kepala Icha menggunakan tangan kanannya.

Dan dari tempat dimana Lala dan Icha berdiri, mereka memulai acara mengupingnya. Meskipun jarak mereka terbilang cukup jauh karena ukuran luas gimnasium yang woww luasnya, mereka tetap bisa mendengar percapakan yang dilakoni oleh Dhika dan Mr. X (berhubung pada kaga tau namanya, jadinya pake panggilan Mr. X aja yee..).

"Tapi nyokap udah bilang ke gue buat bawa lo pulang, do.." Tutur si Mr. X. Akan tetapi, Dhika malah membalasnya dengan kalimat yang bener-bener enggak enak didengar.

"Ga usah panggil gue Nando lagi! Ngerti lo?! Ngapain gue pulang, toh kaga ada lagi orang yang ngarepin kepulangan gue. Gue juga udah cukup bahagia bisa hidup sendiri, kaga dimanja-manja kaya orang yang umurnya tuh bentaran lagi abis. Harusnya lo ngerti..!" Bentak Dhika. Icha dan Lala pun tersentak melihat Dhika membentak orang dengan cara yang seperti itu. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Dhika dapat melakukan hal seperti itu.

"Terserah lo aja deh.. Yang jelas, gue kesini cuma mau ngasih tau lo kalo seandainya bokap masuk rumah sakit. Jantungnya kumat lagi. Dan gue harap, lo masih mau ketemu sama dia sebelom dia udah enggak bisa liat lo lagi." Tutur si Mr. X dengan suara yang mulai mereda. Si Mr. X pun mulai berlalu meninggalkan Dhika yang masih berdiam diri di tempat semulanya. Melalui arah lorong yang berbeda, Mr. X mulai melangkah jauh sampai akhirnya keluar dari gimnasium. Apa jangan-jangan, ventilasi tadi dibuka oleh si Mr. X yaa ?

"Aaaaaaaa...!! Gue benci kaya gini terus..!" Teriak Dhika sambil duduk bersimpuh lutut. Membanting tubuhnya dengan amat keras dan kemudian memukul lantai dengan perasaan yang sangat sedih. Dapat dipastikan, ia pasti amat sangat stress dengan semua yang terjadi padanya. Sebenarnya, apa yang terjadi pada Dhika ?

Awalnya, Icha ingin menghampiri Dhika. Berhubung Icha itu termasuk cewe yang gengsian, jadinya kaga jadi dahh.. Icha malah berlalu keluar gimnasium sambil menarik tangan Lala. Mereka pun keluar dari gimnasium (lewat ventilasi tentunya) dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi kepala mereka. Selang beberapa menit, bel pun berbunyi. Kerumunan anak-anak yang hari ini menggunakan pakaian olahraga dan dikuncir dengan banyak pita. Jujur, aneh banget ngeliatnya. Yahh, mau gimana lagi..? Makin aneh kan makin seru ..

Semua murid dan panitia sudah berkumpul dilapangan. Icha terlihat sedang celingak-celingukan daritadi. Bukan karena dia ketinggalan barisan seperti saat pertama memulai MOS. Akan tetapi, dia sedang mencari sesosok orang yang daritadi membuat Icha terheran-heran. Siapa lagi kalo bukan Dhika ?

Semakin lama, Icha semakin bingung akan sesosok Dhika ini. Dia selalu terlihat tegar bagaikan batu karang yang selalu diterjang ombak, akan tetapi, jiwanya bagai abu kertas terbakar yang dengan mudah remuk jika dipegang. Sebenarnya, ada apa dengan Dhika ? Lalu, siapakah Mr. X tadi ?

Coming Soon yaa ..





♥ Cen_Poohpy ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar