Kamis, 12 April 2012

My Diary (Part 7)

Mentari yang semula terhalangi oleh gumpalan awan kelabu, kini telah memancarkan sinarnya kembali. Namun semua seakan terbalik dengan Icha. Mentari yang semula dengan semangat memancarkan sinarnya kini terpaksa bersembunyi dibalik awan mendung yang sangat tebal. Dhika.. Dia lah sumber dari segala awan mendung yang kini menemani Icha melewati hari terakhir MOS nya.. Sungguh, difikiran Icha, Dhika-lah orang yang amat dibencinya. Seperti ada dendam tersendiri yang selalu mengikutinya disaat Icha bertatap muka dengan Dhika. Semua hari-harinya kini selalu diberi sarapan "berantem dengan Dhika", sarapan terburuk yang harus selalu Icha santap setelah pindah ke sekolah barunya.

Jumat, 17 Februari 2012

My Diary (Part 6)

Hari ini hujan rintik-rintik turun membasahi bumi. Untunglah Icha pergi bersama Papa menggunakan mobil, jadi dia gak keujanan dehh.. Sembari duduk di mobil Vios papanya itu, dia memutar casette di tape, dan kebetulan sekali lagu yang sedang diputar adalah lagu Tinggal Kenangan nya Gaby. Sesaat lagu itu diputar, ia terlihat seperti sedang menerawang jauh ke masa-masa dimana ia masih mengenakan seragam putih biru.


Selasa, 03 Januari 2012

Aku, Kalian, dan Mereka

Disini, aku yang selalu duduk termenung menunggu terhentinya hujan yang begitu deras. Tiada berhenti ku selalu berharap tentang apa yang selalu aku harapkan. Namun, tak kunjung datang semua yang ku harapkan. Dapatkah kalian gambarkan bagaimana rasa sedih yang amat mendalam? Relakah kalian berkumpul membopong ragaku yang sudah mati..? Relakah kalian berkumpul menyusun kembali semua keping-kepinngan hatiku..? Siapa dirimu dan siapa diriku..? Apakah pernah melintas difikiranmu untuk datang padaku membawakan setulus kasih sayang..?

Senin, 02 Januari 2012

My Diary (Part 5)

Pagi ini, Icha bangun lebih awal. Biasanya kalo Icha bangun kepagian, dia pasti tidur lagi.. Tapi kali ini enggak. Dia lebih memilih beranjak dari tempat tidur lalu mencuci muka dan kemudian duduk di teras depan kamarnya. Ternyata, pilihannya itu benar.. Dia amat terpukau saat dia menginjakan kakinya didepan teras. Keramiknya dingin, anginnya sejuk, dia juga sesekali melihat burung-burung kecil yang berkicauan. Namun, apakah dia sadar bahwa ada orang lain yang sedang memandanginya dari sisi yang lain? Sudah bisa di tebak, sesosok orang itu pasti Dhika.